PACITAN –Kelompok Peternak Margo Makmur, Kabupaten Pacitan membuat inovasi menarik dengan memanfaatkan limbah peternakan untuk membuat pupuk organik multiguna.
Pembina Kelompok Peternak Margo Makmur, Dodik Prahcoyo, inovasi pupuk berbahan organik tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas para peternak dan petani milenial.
"Kami sudah lama memakai sistem zerois, yakni tidak ada limbah yang dibuang, jadi semua limbah peternakan bisa dimanfaatkan. Jadi bumi ini lebih terjaga kelestariannya," kata Dodik, Kamis (14/7/2022).
Dodik yang juga merupakan Founder Margono Farm Corporation Pacitan menilai, jika hari ini bumi sedang menangis, dengan adanya produktivitas pabrik dan lain sebagainya yang notabene kurang bersahabat, dan mengakibatkan rusaknya lingkungan.
"Dari berbagai pelatihan yang kita lakukan selama ini, harapannya ke depan aspek manfaat lebih luas lagi. Karena peternak dan petani adalah aset terbesar negara kita, Indonesia," kata Dodik Prahcoyo.
Paramedik Veteriner Kabupaten Pacitan, Renung Susilo memaparkan proses cara pembuatan pupuk berbahan organik, mulai dari tahapan awal hingga hasilnya. Bahan bakunya tidak sulit ditemukan, yakni terasi, gula, tetes tebu, nanas, usus ayam dan susu. Pertama-tama terasi direbus dulu agar bakteri jahat mati. Lainnya dimasukkan ke tong selama tiga minggu.
"Pertama adalah proses fermentasi untuk menghasilkan Mikroorganisme Lokal (MoL). Sebaiknya kita cari yang ada di sekitar, artinya bisa dengan mudah mendapatkan bahannya. Yang tadinya tidak bermanfaat, akhirnya punya nilai tambah bagi peternak itu sendiri," kata Renung Susilo.
Renung menambahkan, setelah semua bahan diproses selama tiga minggu, pupuk berbahan organik, dapat diaplikasikan pada lahan pertanian atau ternak. Pembuatannya pun cukup mudah. Namun masih sedikit yang mau mengaplikasikannya.
"Sebenarnya sangat mudah. Tapi masih sedikit yang mau mengaplikasikannya. Kita tambahkan motivasi, bahwa dari pembuatan MoL ini nanti akan banyak manfaat, seperti pestisida, suplemen ternak dan sangat ramah lingkungan. Banyak sekali di sekitar kita sumber daya yang bisa dimanfaatkan, tergantung mau atau tidak," ujar Renung Susilo.
Kelebihan pupuk organik juga bisa dijadikan alternatif penyeimbang pupuk kimia.
"Setidaknya mengurangi pemakaian pupuk kimia pada lahan. Lagi pula, sekali produksi per 100 liter, biang MoL bisa berkembang menjadi 10 ribu liter. Saya kira, kalau dijual juga menguntungkan," tambah Renung Susilo.
Selain itu, melalui berbagai pelatihan yang ada saat ini, perekonomian para peternak dan petani diharapkan mampu meningkat.
"Paling penting adalah memakmurkan bumi. Selain itu, kesejahteraan petani juga harus meningkat. Pesan saya tetap semangat dan berinovasi," ujar Renung Susilo.
Disisi lain, Kades Kalipelus Dasuki mengapresiasi inovasi yang dilakukan Kelompok Peternak Margo Makmur tersebut sebagai upaya peningkatan produktivitas warga dalam bidang pertanian.
"Inovasi ini bagi saya sangat positif dan membantu para peternak untuk lebih produktif. Sehingga taraf ekonomi warga bisa lebih baik," kata Dasuki
Margo Makmur merupakan kelompok binaan Margono Farm Foundation. Dengan menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Margono Farm terus berinovasi menjalankan berbagai program dan pelatihan, mulai dari membuat pakan, manajemen kesehatan hingga pemasarannya.
Terbukti, Margo Makmur Pacitan bisa menciptakan pupuk berbahan organik multiguna dengan memanfaatkan limbah ternak.