Beberapa peralatan kuno yang ditemukan di Situs Ngrijangan
Halo Pendidikan

Melacak Bengkel Manusia Purba di Ngrijangan Pacitan (Bagian I)

  • Sebagian besar situs arkeologi di daerah  Pacitan,Jawa Timur terletak di Kecamatan Punung. Di daerah ini ditemukan artefak-artefak yang· hampir mewakili seluruh periodisasi prasejarah di  Indonesia.
Halo Pendidikan
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

PACITAN-Sebagian besar situs arkeologi di daerah  Pacitan,Jawa Timur terletak di Kecamatan Punung. Di daerah ini ditemukan artefak-artefak yang· hampir mewakili seluruh periodisasi prasejarah di   Indonesia. 

Temuan alat-alat batu   paleolitik ditemukan di   Kali  Baksoka, dan   beberapa sungai di daerah Tabuhan.Temuan-temuan dari masa yang lebih muda di temukan pula di lembah Kali Baksoka,   Ngrijangan, Teleng dan  Gua Songterus di Tabuhan. 

Menurut penelitian berjudul ‘Gua Song Agung di Pacitan: Studi Pendahuluan Tentang Temuan dan Masa Huniannya yang dilakukan Goenadi Nitihaminoto dari Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 1988  disebutkan ,alat-alat batu paleolitik di sekitar Kali Baksoka banyak mengundang pendapat beberapa ahli.   

Von Koenigswald misalnya, menduga bahwa alat-alat batu di sekitar Kali Baksoka berusia    Plestosin Tengah.   

Penelitian  di lembah  Kali Baksoka, di dekat desa Janglot dan di  dasar Kali Ngambar, anak    Kali Baksoka, ditemukan alat-alat batu paleolitik dari dasar sungai tersebut.

Di daerah Tabuhan jenis-jenis alat budaya Pacitan di temukan di lembah-lembah Kali Gede,    Kali Sunglon dan Kali Sirikan yang merupakan sungai-sungai bawah tanah.     

Alat-alat paleolitik yang ditemukan setaraf dengan alat-alat batu yang ditemukan di lembah Kali Baksoka. Penemuan itu terjadi pada tahun 1953   dan  tahun 1954 yang  dilakukan   oleh  Van   Heekeren, R.P   Soe-jono, dan  Basoeki.

Endapan-endapan di tebing Kali Baksoka selain mengandung artefak-artefak budaya  Pacitan, ditemukan pula   alat-alat batu neolitik. Alat-alat batu  neolitik ini berupa plank beliung persegi.

Di sekitar Desa Tabuhan, yang  terletak kurang lebih  6 km barat  laut  Punung, telah    dilaksanakan eks-kavasi   di  Gua Songterus (Tabuhan)  pada  tahun  1953, untuk mencari alat-alat paleolitik. 

Akan tetapi hasil-hasil  yang  diperoleh  berupa perkakas-perkakas neolitik, di antaranya terdapat beberapa  alat yang  diserpih dari suatu jenis kapak  paleolitik dan  sisa-sisa tulang    binatang   yaitu   tengkorak-tengkorak monyet  dan geligih gajah. 

Van Stein  Callenfels pada tahun 1927,   telah   mengadakan penelitian di  daerah sekitar  Pacitan  dan  Punung. Dalam  penelitian itu  ditemukan lebih dari  seratus  situs neolitik, beberapa di  antaranya mengandung mata     panah,  yang   mempunyai  kesamaan  dengan    tipe  anak   panah dari Gua  L awa di daerah Bojonegoro. T emuan lain berupa beliung persegi  yang  belum diupam  berjumlah sangat banyak  .

Balai Arkeologi Yogyakarta mengadakan penelitian ulang   di satu situs di antara situs-situs yang    diberitakan oleh   Van  Stein  Callenfels  tersebut, yaitu  situs  Ngrijangan yang    terletak di   Desa Sooka, Kecamatan Punung. 

Situs  Ngrijangan  diteliti oleh  Balai  Arkeologi  Yogyakarta   pada tahun  1988 dan  dipimpin   oleh  Harry   Widianto. Situs  tersebut terletak sekitar 3  km di sebelah utara Punung.   

Hasil   penelitian dapat  disimpulkan bahwa  situs Ngrijangan  merupakan   bengkel   tradisi neolitik  yang  memproduksi beliung   persegi dari  batu  tufa kersikan (alllclfled luff) dan batu  pasir kersikan (aill-clfied-aandatone) .

Muhammad Heydar pada tahun  1986  mengadakan penelitian di   situs Teleng,  yang terletak sekitar 4  km  sebelah barat daya Ngrijangan.  Dalam penelitian ditemukan beberapa beliung persegi yang belum diumpam. Dalam kesimpulan dikatakan bahwa situs Teleng merupakan situs perbengkelan neolitik. Teknologi pembuatannya menunjukkan adanya empat tahap pengerjaan.

Sampai titik ini situs mesolitik belum pernah disebut. Meski Von Koening Swald pada 1936 pernah mengadakan penelitian di daerah Punung yaitu di suatu gua dekat Gunung Cantelan. Lebih-Lebih dikatakan bahwa dari situs ini menganduing budaya mesolit. Namun Koening sendiri belum pernah menuliskan laporan penelitiannya secara lengkap.

Lantas apa saja yang diproduksi di bengkel purba ini dan berapa lama sebenarnya keberadaan manusia purba di daerah tersebut? tunggu tulisan selanjutnya. (Bersambung)