Kurang dari 50 Persen SD Yang Laksanakan PPDB Online

Dias Lusiamala - Sabtu, 18 Juni 2022 08:43 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Pacitan Budiyanto (Halopacitan/Dias Lusiamala)

PACITAN-Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP sederajat di Pacitan segera dimulai tahapanya pada Senin (20/6/22).

Dari 70 lembaga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pacitan menurut data Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, baru ada 30 lembaga sekolah yang menerapkan PPDB online. Sedangkan 40 lembaga sekolah sisanya masih ada yang secara luring atau tatap muka. Itu berarti kurang dari 50 persen.

Hal itu disebabkan kendala jaringan di sebagaian wilayah belum terjangkau dan juga masalah aspek pembiayaan, sistem dan infrastruktur sekolah yang belum siap.

Budiyanto selaku Kepala Dinas Pendidikan Pacitan berharap sekolah bisa ikut memfasilitasi secara kolektif, karena kalau yang akses wilayah geografisnya jauh akan banyak dibantu oleh tenaga pendidik di sekolah asal.

Meskipun PPDB bukan kali pertama dilaksanakan, akan tetapi merupakan rutinitas tahunan, dan evaluasi akan tetap dilaksanakan untuk perbaikan tahun ke depanya.

“Saya mengharapkan tahun kedepan semua lembaga sekolah sudah online, akses untuk ditampung atau melanjutkan sekolah bagi anak didik di Pacitan bisa lebih dimudahkan. Ini masih kita kaji agar lebih mudah memastikan anak didik melanjutkan sekolah, tetap di wilayah Pacitan. Kita mendorong siswa didik bisa lanjutkan ke SMA/SMK di Pacitan sehingga rata-rata sekolah naik dari 7 menjadi 8,” kata Budiyanto, Jumat (17/6/2022).

Kekurangan murid

Sementara untuk PPDB di Pacitan diakui masih banyak keluhan dari satuan pendidikan terutama Sekolah Dasar (SD) yang kekurangan murid. Kondisi sekolah yang kekurangan murid sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.

Banyak kemungkinan kenapa sekolah kekurangan murid. Hal itu terjadi lantaran terbatasnya jumlah anak usia sekolah dasar atau bisa dimungkinkan program KB (Keluarga Berencama) pemerintah berhasil.

“Ini bagian daripada kesuksesan program keluarga berencana dan tentu saja juga karena tantangan bagi kita. Dinas Pendidikan merupakan unit pelayanan, promosi kita perlu digencarkan seiring semakin banyaknya pula sekolah swasta dan sekolah islam terpadu yang mulai menjadi kepercayaan orangtua untuk menyekolahkan anaknya. Misal saja, para ASN itu ternyata juga banyak yang memilihkan anaknya di sekolah islam terpadu daripada di sekolah negeri. Itu jelas merupakan tantangan bagi pihak kita,” terang Budiyanto.

Semakin banyaknya sekolah dasar (SD) yang tidak lagi gampang mendapatkan murid. Bahkan ada sekolahan yang melapor hanya dapat 1 murid. Terkait kondisi seperti itu belum membuat Dinas Pendidikan bertindak lebih jauh pada rencana merger.

“Kita belum sampai ke merger, namun kita akan coba evaluasi dan kaji lagi, apakah kondisi sulitnya dapat murid hingga 10 orang bagi lembaga sekolah memang sebaiknya harus dimerger. Kita akan kaji lebih dalam soal merger ini. Namun saya harus mendorong sekolah untuk semakin inovatif dan kreatif dalam mempromosikan sekolahnya sehingga mendapatkan animo pendaftar atau murid baru di tahapan PPDB tahun ini,” tambah Budiyanto.

RELATED NEWS