Melacak Keberadaan Gunung Api Purba di Pacitan

Amirudin Zuhri - Rabu, 26 Januari 2022 10:46 WIB
Wilayah yang diduga sebagai gunung api purba (ist)

PACITAN—Berada di kawasan pesisir selatan Jawa, Pacitan memang kaya dengan sejarah budaya dan geologi. Ini dibuktikan dengan masuknya Pacitan dalam kawasan geopark Gunungsewu. Pacitan pada masa lalu juga diduga memiliki gunung api purba.

Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukan tim dari Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta sekitar tahun 2016 lalu. Penelitian menunjukkan indikasi adanya gunung api purba di daerah Tulakan-Ketro terlihat dari bentukan morfologi yang memiliki relief kasar dan berpola relatif melingkar.

Relief kasar ini melandai ke arah luar dan ke arah dalam, membentuk relief kasar yang memiliki banyak kelurusan dan terdapat bentang alam tonjolan yang diduga sebagai batuan terobosan ataupun bentukan kubah lava. Pola yang relatif melingkar di lokasi.

Penelitian yang dilakukan Wage Prakoso, Danu Wahyu Dalio, Alfred Steven (ketiganya mahasiswa Teknik Geologi STTNAS) dan Hill. G. Hartono (dosen STTNAS) juga disebutkan keberadaan gunung api purba di daerah ini juga diperkuat dengan adanya pola aliran semi-radial yang menyebar dari utara sampai tenggara daerah penelitian.

Penelitian tersebut mengatakan berdasarkan pembagian fisiografi olehvan Bemmelen (1949), Tulakan-kerto termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan bagian timur yang merupakan busur volkanik Oligosen - Miosen yang terdiri dari batuan gunung api dan batuan karbonat dengan kemiringan lapisan yang relatif seragam ke arah selatan.

Zona Pegunungan Selatan Jawa Bagian Timur memanjang sepanjang pantai selatan Jawa Timur dan Wonosari Gunungkidul sampai ujung paling timur Pulau Jawa. Sementara berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Pacitan (Samodra, dkk, 1992), daerah itu berada dalam Formasi Mandalika dan Formasi Arjosari.

Formasi Mandalika tersusun oleh perselingan lava, breksi gunung api, dan batupasir tuf. Sednagkan Formasi Arjosari terdiri atas breksi aneka bahan, tuf, tuf lapilli, konglomerat, batupasir dan batulempung.

“Daerah penelitian [Tulakan-Kreto] merupakan daerah yang disusun oleh batuan produk gunung api dari Formasi Mandalika dan Formasi Arjosari. Berdasarkan penamaan gunung api, daerah Tulakan-Ketro disusun oleh lava andesit koheren, breksi aneka bahan freatomagmatik, breksi andesit piroklastika dan breksi andesit piroklastika. Satuan Lava andesit koheren dan satuan breksi andesit piroklastika masuk ke dalam Formasi Mandalika sedangkan satuan breksi aneka bahan freatomagmatik dan satuan tuf kasar piroklastika masuk ke dalam Formasi Arjosari,” demikian tulis penelitian yang dimuat di Jurnal STTNAS tersebut.

Dari segi geomorfologi, Tulakan-Kreto juga cukup jelas menunjukkan adanya bentang alam gunung api purba. Bentang alam gunung api yang terbentuk didaerah penelitian merupakan bentang alam sisa gunung api dimana sebagian besar tubuh gunung api telah mengalami proses eksogenik yang kuat sehingga bentukan gunung apinya tidak lagi berbentuk kerucut seperti gunung api aktif masa kini. Bentang alam sisa gunung api di daerah penelitian juga didukung oleh pola aliran yang relatif melingkar dan memusat kepada suatu daerah yang diduga sebagai pusat erupsi.

RELATED NEWS